Bermain Piano Merangsang Kecerdasan Anak

MASA kanak-kanak merupakan periode emas dalam proses pertumbuhan. Ada beberapa cara untuk meningkatkan kecerdasan anak. Salah satunya dengan mengajarkan permainan musik, seperti piano.
Ini dibuktikan dengan penelitian Universitas Toronto sebagaimana disadur dari Wikipedia. Pada penelitian itu diketahui 132 siswa Sekolah Dasar dijadikan responden untuk penelitian mental dan kecerdasan. Hasilnya, anak-anak yang
suka memainkan musik ataupun bernyanyi memiliki mental yang lebih baik daripada yang tidak belajar musik.
Lalu piano menjadi salah satu alat musik yang paling baik untuk diajarkan kepada anak-anak untuk merangsang saraf motorik dan keseimbangan otak kanan dan kiri.
Soal hasil penelitian itu, psikolog UNM, Widyastuti Rabu, 5 September turut membenarkan. Menurut dia, secara umum musik bisa memengaruhi sisi emosional dan kecerdasan anak tanpa batasan umur tertentu.
“Karena musik cenderung bisa menenangkan anak-anak. Itu sangat berpengaruh pada psikologi anak. Emosi jadi
cenderung cooling down, daya konsentrasi jadi lebih tinggi. Pada akhirnya, anak akan mampu memahami sesuatu
dengan lebih baik dan cepat,” urai Widyastuti.
Lebih lanjut kata dia, itu terjadi lantaran metode dan proses mempelajari piano memiliki tingkat kesulitan cukup rumit. Dimana kaki dan tangan harus selaras, lalu otak pun dituntut cepat memahami. Sehingga, anak yang mampu memainkan piano, cenderung lebih cerdas. Karena daya paham dan tingkat konsentrasi yang tinggi.
“Bisa dilihat dari anak yang latihan memainkan piano, bagaimana secara motorik harus mengoordinasi tangan dan kaki.
Untuk anak-anak itu sangat bagus karena ada proses mengasah keterampilan,” sebut Widya.
Pengalaman Koesmawati, salah satu orang tua murid les piano membuat daya ingat anaknya dua kali lebih baik saat
ia mengikutkan sang anak les privat piano dibandingkan sebelumnya. Kata Koesma ditemui di Jalan Boulevard, Rabu
kemarin, daya ingat itu terjadi lantaran emosi sang anak yang cenderung lebih stabil.
“Sebelum ikut les piano, anak saya bisa dikatakan cukup aktif. Susah konsen pada satu hal. Setelah belajar piano, dia
berubah. Daya ingatnya jadi tinggi. Dulu, saya pun tidak tahu apa benar les piano dapat membuat anak lebih cerdas atau
tidak. Sekarang dengan perubahan yang ada pada anak saya, ya mungkin saja itu benar,” papar Koesma.
Menurut Widya, perubahan positif sang anak bisa terjadi pasca berlatih piano, tapi bila itu dilakukan dengan kesiapan sang anak. “Belajar musik cenderung membuat anak lebih pintar, itu ada hasil penelitiannya. Hanya saja, perlu diingat yang penting adalah kesiapan anak untuk melakukan itu. Jadi, kalau misalnya anak tidak suka, jangan dipaksa. Jangan hanya karena ambisi orang tua. Sebab hasilnya tentu tidak sesuai yang diharapkan,” sebut Widyastuti.
Pada usia dini anak-anak menurut Widya memang mudah menyerap, menerima, dan mengingat hal baru yang pada
akhirnya dapat membantu perkembangan otak anak. Namun, diperlukan kesabaran dan ketelatenan untuk bisa
memainkan alat musik, terlebih piano dengan segala keribetannya. “Hal ini disebabkan anak-anak cenderung lekas bosan, jenuh, stres dan tak mau lagi main piano,” urai Widya.
Lalu itu dibenarkan Koesma. Menurut dia kesulitan memahami notasi nada dan partitur piano membuat anaknya hampir saja menyerah. Kemudian ia mensiasati hal itu dengan menantang sang anak memainkan lagu kesayangannya.
“Suasana latihan, cara duduk, dan posisi tubuh yang tepat akan menciptakan kenyamanan yang berpengaruh dalam proses belajar. Selain itu posisi bahu, letak lengan, dan jari-jari pada tuts piano juga ikut berpengaruh. Ini saya tahu dari buku panduan belajar piano yang saya baca,” kata Koesma. (*)
sumber http://www.fajar .co.id/read-20120906132804- bermain-piano -merangsang-kecerdasan-anak

Ini dibuktikan dengan penelitian Universitas Toronto sebagaimana disadur dari Wikipedia. Pada penelitian itu diketahui 132 siswa Sekolah Dasar dijadikan responden untuk penelitian mental dan kecerdasan. Hasilnya, anak-anak yang
suka memainkan musik ataupun bernyanyi memiliki mental yang lebih baik daripada yang tidak belajar musik.
Lalu piano menjadi salah satu alat musik yang paling baik untuk diajarkan kepada anak-anak untuk merangsang saraf motorik dan keseimbangan otak kanan dan kiri.
Soal hasil penelitian itu, psikolog UNM, Widyastuti Rabu, 5 September turut membenarkan. Menurut dia, secara umum musik bisa memengaruhi sisi emosional dan kecerdasan anak tanpa batasan umur tertentu.
“Karena musik cenderung bisa menenangkan anak-anak. Itu sangat berpengaruh pada psikologi anak. Emosi jadi
cenderung cooling down, daya konsentrasi jadi lebih tinggi. Pada akhirnya, anak akan mampu memahami sesuatu
dengan lebih baik dan cepat,” urai Widyastuti.
Lebih lanjut kata dia, itu terjadi lantaran metode dan proses mempelajari piano memiliki tingkat kesulitan cukup rumit. Dimana kaki dan tangan harus selaras, lalu otak pun dituntut cepat memahami. Sehingga, anak yang mampu memainkan piano, cenderung lebih cerdas. Karena daya paham dan tingkat konsentrasi yang tinggi.
“Bisa dilihat dari anak yang latihan memainkan piano, bagaimana secara motorik harus mengoordinasi tangan dan kaki.
Untuk anak-anak itu sangat bagus karena ada proses mengasah keterampilan,” sebut Widya.
Pengalaman Koesmawati, salah satu orang tua murid les piano membuat daya ingat anaknya dua kali lebih baik saat
ia mengikutkan sang anak les privat piano dibandingkan sebelumnya. Kata Koesma ditemui di Jalan Boulevard, Rabu
kemarin, daya ingat itu terjadi lantaran emosi sang anak yang cenderung lebih stabil.
“Sebelum ikut les piano, anak saya bisa dikatakan cukup aktif. Susah konsen pada satu hal. Setelah belajar piano, dia
berubah. Daya ingatnya jadi tinggi. Dulu, saya pun tidak tahu apa benar les piano dapat membuat anak lebih cerdas atau
tidak. Sekarang dengan perubahan yang ada pada anak saya, ya mungkin saja itu benar,” papar Koesma.
Menurut Widya, perubahan positif sang anak bisa terjadi pasca berlatih piano, tapi bila itu dilakukan dengan kesiapan sang anak. “Belajar musik cenderung membuat anak lebih pintar, itu ada hasil penelitiannya. Hanya saja, perlu diingat yang penting adalah kesiapan anak untuk melakukan itu. Jadi, kalau misalnya anak tidak suka, jangan dipaksa. Jangan hanya karena ambisi orang tua. Sebab hasilnya tentu tidak sesuai yang diharapkan,” sebut Widyastuti.
Pada usia dini anak-anak menurut Widya memang mudah menyerap, menerima, dan mengingat hal baru yang pada
akhirnya dapat membantu perkembangan otak anak. Namun, diperlukan kesabaran dan ketelatenan untuk bisa
memainkan alat musik, terlebih piano dengan segala keribetannya. “Hal ini disebabkan anak-anak cenderung lekas bosan, jenuh, stres dan tak mau lagi main piano,” urai Widya.
Lalu itu dibenarkan Koesma. Menurut dia kesulitan memahami notasi nada dan partitur piano membuat anaknya hampir saja menyerah. Kemudian ia mensiasati hal itu dengan menantang sang anak memainkan lagu kesayangannya.
“Suasana latihan, cara duduk, dan posisi tubuh yang tepat akan menciptakan kenyamanan yang berpengaruh dalam proses belajar. Selain itu posisi bahu, letak lengan, dan jari-jari pada tuts piano juga ikut berpengaruh. Ini saya tahu dari buku panduan belajar piano yang saya baca,” kata Koesma. (*)
sumber http://www.fajar .co.id/read-20120906132804- bermain-piano -merangsang-kecerdasan-anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar